#1
Aku Jatuh
Cintanya Beneran
4 Maret 2011
“Clara, sudah
jam 6, cepetan bangun!”. Waduh kesiangan lagi, matilah aku. Ini sudah yang kelima
kalinya aku telat diminggu ini. Dengan super cepat aku siap-siap dan langsung
menuju sekolah dengan dasi dan gesper yang masih berada ditanganku dan roti
yang masih kukunyah.
Aku adalah Clara, siswa kelas 2 SMA yang
sering banget telat datang ke sekolah. Yah, benar aku sering banget telat
sampai-sampai hamir semua guru kenal kepadaku karena aku sering telat, hehe.
Ternyata aku nggak telat. Belnya berbunyi
setelah satu langkah aku sampai ke sekolah, beruntungnya J. ”Tumben kau tidak telat!” tegor Pak Syarif,
guru terkiller di sekolahku. ”Lagi nggak macet Pak,” jawabku dengan penuh roti
di mulutku. ”Sudah sudah ! Tak usah kau bicara padaku bila mulutmu penuh
seperti itu. Pergilah kau kekelasmu !” ucapnya panjang lebar. Akupun langsung
lari dan menuju kekelas.
Di kelas, akupun menceritakan kejadian tadi
kepada sahabatku, Tara. Tara ikut tertawa mandengar ceritaku. Setelah aku
selesai bercerita, Tara memberikanku undangan sweet seventeennya sambil berkata ”besok datang yah” dan tentu saja
aku akan datang.
”Happy birthday, Tara” ucapku untuknya
sambil memberikan hadiah untuknya. Tara terlihat senang melihat kedatanganku. Kamipun
mengobrol hingga ada teman lainnya yang datang dan sepertinya aku tidak
mengenalnya. Ternyata dia adalah sepupunya Tara, namanya Doni.
Kami mengobrol banyak saat itu. Ternyata Doni orang
yang enak diajak ngobrol. Kita cerita banyak tentang kita dan kita juga sempet
tukeran nomer handphone loh, hehe.
Sejak saat itu, kami sering smsan. Semakin hari semakin dekat,
bahkan kami juga sering jalan hingga tepat pada tanggal 14 Februari Doni nembak
aku. ”Clara, kamu mau nggak jadi pacar aku?” ucapnya ketika itu. Aku terheran.
Secepat inikah? baru saja dua minggu kita kenal sudah mau pacaran? Aku tak
menjawab. Donipun melanjutkan ucapannya. ”Ehm, pasti kamu heran yah? Maksud aku
kamu mau nggak pura-pura jadi pacar aku? Kamu mau nggak bantuin aku?” Aku semakin
terheran. Donipun menjelaskan maksudnya menjadikanku pacar pura-puranya untuk
meminta bantuanku merebut kembali mantan pacarnya yang pernah direbut oleh
mantan sahabatnya. Aku merasa kasihan. Akupun menyetujinya. Kami sepakat untuk
menjalani ini semua sampai dua bulan. Doni sering meledekku dengan kata-kata
”sayang” dengan manja kepadaku. Aku benci kalau dia sedang mengatakan itu.
Namun, dengan seiring berjalannya waktu aku sudah terbiasa, bahkan senang
dengan kata- kata itu.
Doni sangat baik dan perhatian kepadaku
hingga aku merasa bahwa aku benar-benar jatuh cinta kepadanya dan berharap dia
tidak akan kembali kepada mantannya.
Strategi kami untuk merebut kembali Nesya
yaitu dengan mencari info kemana saja dia nge-date
bersama pacarnya. Lalu aku dan Doni selalu bermesra-mesraan di depannya hingga
membuat Nesya envy denganku. Nesya
pernah terang terangan menunjukkan rasa cemburunya didepan kami hingga membuat
pacarnya mamahari kami, tapi itulah strategi kami.
Hari ini tepat satu bulan aku dan Doni
pacaran, maksudku pura-pura pacaran. Aku berencana merayakan satu bulan hari
jadi kami. Aku membuat cake untuk merayakan hari jadi ini dan Doni pun sangat
menyukainya kejutan dariku ini. Setelah itu, aku memberi tahu kalo minggu depan
aku ulang tahun. Donipun berkata bahwa dia pasti datang ke pesta ulang tahunku.
Keesokan harinya, tidak ada kabar dari
Doni. Aku sms ngga dibales, aku telpon ngga diangkat, sedang sibuk, atau bahkan
tidak aktif. Aku bingung. Namun, aku mencoba berfikir positif dan berharap ini
adalah salah satu strategi Doni untuk memberi kejutan istimewah di hari ulang
tahunku.
Hari ini tepat hari ulang tahunku. Satu jam
lagi pestanya akan dimulai, tapi Doni masih tak ada kabar. Aku takut dia
lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Ku coba menghubunginya, tapi
tetap tidak ada jawaban.
Aku hanya bisa menunggu. Hingga akhirnya
aku melihat wajah manisnya di ujung pintu rumahku. Langsung ku tersenyum lebar
dan menghampirinya. Setelah jarak kami semakin dekat, terlihat jelas dia tidak
sendiri. Dia bersama seorang wanita, wanita yang cantik. Kucoba mengenali
wanita itu, ternyata dia adalah Nesya, mantannya Doni.
Doni mengenalkan Nesya kepadaku. Ternyata
Doni dan Nesya sudah balikan sejak enam hari lalu. Jantungku terasa berhenti
berdetak, darahku seakan berhenti mengalir, dan hatiku terasa hancur
berkeping-keping mendengar pengakuan itu.
Pestapun berakhir. Ku berjalan menuju
taman, duduk sendirian sambil meratapi yang terjadi pada diriku. Tak ku sadari
air mataku terjatuh. Sungguh, saat ini aku benar-benar patah hati.
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk
disampingku. Dengan sekejap ku hapus air mataku dan menolehnya. Dia adalah
Doni. Dia datang untuk berterimakasih kepadaku karena berkat bantuanku dia bisa
kembali dengan Nesya, mantannya. Dia menceritakan mement-moment bahagia dengan
Nesya yang membuat hatiku semakin teriris. Dia berjanji akan membalas
kebaikanku. Tapi, balasan apa yang pantas ku terima untuk menggantikan hatiku
yang hancur? Ingin sekali aku teriak ”Don, aku jatuh cintanya beneran!” tapi
sungguh lidah ini tak mampu untuk berkata, apalagi kata-kata itu dapat merusak kebahagiaannya dengan Nesya.
Doni terus saja memceritakannya kebahagiaan
tentangnya dengan Nesya. Namun aku berusaha tidak mandengar ceritanya. Lalu dia
bertanya, ”apa yang aku bisa lakukan untuk membalas kebaikanmu, Clara?”
Akhirnya kuberanikan berkata yang sejujurnya kepadanya, aku berdiri dan berkata
”yang harus kamu lakukan untuk membalasku adalah dengan cara mengembalikan
hatiku yang telah kau hancurkan” dan aku langsung pergi meninggalkannya. Doni
hanya terdiam. Sedangkan aku tetap berjalan meninggalkanya dengan dipenuhi air
mata yang bercucuran sambil berkata dalam hati ”Selamat tinggal Doni..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar