Senin, 09 Januari 2012

Cerpen

#1
Aku Jatuh Cintanya Beneran
4 Maret 2011

            “Clara, sudah jam 6, cepetan bangun!”. Waduh kesiangan lagi, matilah aku. Ini sudah yang kelima kalinya aku telat diminggu ini. Dengan super cepat aku siap-siap dan langsung menuju sekolah dengan dasi dan gesper yang masih berada ditanganku dan roti yang masih kukunyah.
     Aku adalah Clara, siswa kelas 2 SMA yang sering banget telat datang ke sekolah. Yah, benar aku sering banget telat sampai-sampai hamir semua guru kenal kepadaku karena aku sering telat, hehe.
     Ternyata aku nggak telat. Belnya berbunyi setelah satu langkah aku sampai ke sekolah, beruntungnya J.  ”Tumben kau tidak telat!” tegor Pak Syarif, guru terkiller di sekolahku. ”Lagi nggak macet Pak,” jawabku dengan penuh roti di mulutku. ”Sudah sudah ! Tak usah kau bicara padaku bila mulutmu penuh seperti itu. Pergilah kau kekelasmu !” ucapnya panjang lebar. Akupun langsung lari dan menuju kekelas.
     Di kelas, akupun menceritakan kejadian tadi kepada sahabatku, Tara. Tara ikut tertawa mandengar ceritaku. Setelah aku selesai bercerita, Tara memberikanku undangan sweet seventeennya sambil berkata ”besok datang yah” dan tentu saja aku akan datang.
     ”Happy birthday, Tara” ucapku untuknya sambil memberikan hadiah untuknya. Tara terlihat senang melihat kedatanganku. Kamipun mengobrol hingga ada teman lainnya yang datang dan sepertinya aku tidak mengenalnya. Ternyata dia adalah sepupunya Tara, namanya Doni.
     Kami mengobrol banyak saat itu. Ternyata Doni orang yang enak diajak ngobrol. Kita cerita banyak tentang kita dan kita juga sempet tukeran nomer handphone loh, hehe.
     Sejak saat itu, kami sering smsan. Semakin hari semakin dekat, bahkan kami juga sering jalan hingga tepat pada tanggal 14 Februari Doni nembak aku. ”Clara, kamu mau nggak jadi pacar aku?” ucapnya ketika itu. Aku terheran. Secepat inikah? baru saja dua minggu kita kenal sudah mau pacaran? Aku tak menjawab. Donipun melanjutkan ucapannya. ”Ehm, pasti kamu heran yah? Maksud aku kamu mau nggak pura-pura jadi pacar aku? Kamu mau nggak bantuin aku?” Aku semakin terheran. Donipun menjelaskan maksudnya menjadikanku pacar pura-puranya untuk meminta bantuanku merebut kembali mantan pacarnya yang pernah direbut oleh mantan sahabatnya. Aku merasa kasihan. Akupun menyetujinya. Kami sepakat untuk menjalani ini semua sampai dua bulan. Doni sering meledekku dengan kata-kata ”sayang” dengan manja kepadaku. Aku benci kalau dia sedang mengatakan itu. Namun, dengan seiring berjalannya waktu aku sudah terbiasa, bahkan senang dengan kata- kata itu.
     Doni sangat baik dan perhatian kepadaku hingga aku merasa bahwa aku benar-benar jatuh cinta kepadanya dan berharap dia tidak akan kembali kepada mantannya.
     Strategi kami untuk merebut kembali Nesya yaitu dengan mencari info kemana saja dia nge-date bersama pacarnya. Lalu aku dan Doni selalu bermesra-mesraan di depannya hingga membuat Nesya envy denganku. Nesya pernah terang terangan menunjukkan rasa cemburunya didepan kami hingga membuat pacarnya mamahari kami, tapi itulah strategi kami.
     Hari ini tepat satu bulan aku dan Doni pacaran, maksudku pura-pura pacaran. Aku berencana merayakan satu bulan hari jadi kami. Aku membuat cake untuk merayakan hari jadi ini dan Doni pun sangat menyukainya kejutan dariku ini. Setelah itu, aku memberi tahu kalo minggu depan aku ulang tahun. Donipun berkata bahwa dia pasti datang ke pesta ulang tahunku.
     Keesokan harinya, tidak ada kabar dari Doni. Aku sms ngga dibales, aku telpon ngga diangkat, sedang sibuk, atau bahkan tidak aktif. Aku bingung. Namun, aku mencoba berfikir positif dan berharap ini adalah salah satu strategi Doni untuk memberi kejutan istimewah di hari ulang tahunku.
    Hari ini tepat hari ulang tahunku. Satu jam lagi pestanya akan dimulai, tapi Doni masih tak ada kabar. Aku takut dia lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Ku coba menghubunginya, tapi tetap tidak ada jawaban.
     Aku hanya bisa menunggu. Hingga akhirnya aku melihat wajah manisnya di ujung pintu rumahku. Langsung ku tersenyum lebar dan menghampirinya. Setelah jarak kami semakin dekat, terlihat jelas dia tidak sendiri. Dia bersama seorang wanita, wanita yang cantik. Kucoba mengenali wanita itu, ternyata dia adalah Nesya, mantannya Doni.
     Doni mengenalkan Nesya kepadaku. Ternyata Doni dan Nesya sudah balikan sejak enam hari lalu. Jantungku terasa berhenti berdetak, darahku seakan berhenti mengalir, dan hatiku terasa hancur berkeping-keping mendengar pengakuan itu.
     Pestapun berakhir. Ku berjalan menuju taman, duduk sendirian sambil meratapi yang terjadi pada diriku. Tak ku sadari air mataku terjatuh. Sungguh, saat ini aku benar-benar patah hati.
     Tiba-tiba ada seseorang yang duduk disampingku. Dengan sekejap ku hapus air mataku dan menolehnya. Dia adalah Doni. Dia datang untuk berterimakasih kepadaku karena berkat bantuanku dia bisa kembali dengan Nesya, mantannya. Dia menceritakan mement-moment bahagia dengan Nesya yang membuat hatiku semakin teriris. Dia berjanji akan membalas kebaikanku. Tapi, balasan apa yang pantas ku terima untuk menggantikan hatiku yang hancur? Ingin sekali aku teriak ”Don, aku jatuh cintanya beneran!” tapi sungguh lidah ini tak mampu untuk berkata, apalagi kata-kata itu dapat  merusak kebahagiaannya dengan Nesya.
     Doni terus saja memceritakannya kebahagiaan tentangnya dengan Nesya. Namun aku berusaha tidak mandengar ceritanya. Lalu dia bertanya, ”apa yang aku bisa lakukan untuk membalas kebaikanmu, Clara?” Akhirnya kuberanikan berkata yang sejujurnya kepadanya, aku berdiri dan berkata ”yang harus kamu lakukan untuk membalasku adalah dengan cara mengembalikan hatiku yang telah kau hancurkan” dan aku langsung pergi meninggalkannya. Doni hanya terdiam. Sedangkan aku tetap berjalan meninggalkanya dengan dipenuhi air mata yang bercucuran sambil berkata dalam hati ”Selamat tinggal Doni..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar